Ada saat di mana logika tak lagi bertahta, hati tak lagi
berdiam diri, dan rasa terus berbisik tentang dirinya.
Ya,saat itu kita sadar. Kita telah jatuh cinta kepada
seseorang yang telah berhasil membuat kita memikirkannya siang dan malam.
Membuat kita menginginkan sebuah komitmen yang tidak pernah terpikirkan
sebelumnya.
Ada rasa senang saat bertemu dan melihat senyumnya. Ada rasa
sedih saat dia sedih dan pergi menjauh karena kesalahpahaman kecil yang biasa
terjadi. Ada rasa takut yang menyentuh hati dan pikiran, lebih dari sebelumnya.
Perasaan gelisah, rasa tidak percaya, dan takut mulai
menghinggapi hati dan pikiran. Takut ditinggalkan, takut dikhianati, takut pada
akhirnya orang yang kita cintai lebih nyaman bersama orang lain.
Kadang, kita berusaha menghibur diri dengan berusaha
berpikir positif. Berusaha meyakinkan orang yang kita cintai bahwa kita adalah
yang terbaik untuknya dengan berbagai cara.
Kita berusaha untuk masuk ke dalam hidupnya, mencari
perhatiannya, mencuri waktu untuk dapat bersamanya. Walau kadang, pada akhirnya
kita kehilangan dan dunia kita seolah ikut pergi bersamanya.
Rasa sedih yang begitu hebat, melanda. Namun, waktu membantu
kita melewati semua prosesnya. Kita semakin dewasa dan mengenal cinta. Kita
belajar dari kesalahan yang telah berlalu.
Kita belajar memaknai cinta dalam versi kita, semakin
memahami apa yang kita inginkan dari pasangan kita di masa yang akan datang.
Sehingga kita menjadi semakin selektif dan semakin berhati-hati.
Walau kadang, pada akhirnya kita kembali jatuh cinta kepada
orang yang salah. Dan mengulang siklus yang sama. Sampai kita merasa lelah dan
sulit untuk percaya terhadap cinta.
Sama halnya seperti Thomas Alva Edison yang menginvestasikan
waktunya untuk menyempurnakan penemuannya setelah gagal berkali-kali, begitu
juga cinta, kita terus mencoba untuk menemukan cinta yang sempurna, sesuai
keinginan kita dengan belajar dari semua kegagalan yang ada.
Kenyataannya, kita kadang tidak mencintai orang yang
mencintai kita dan berusaha mati-matian untuk orang yang dengan mudahnya pergi
dari kita.
Lantas apa pantas kita menyalahkan keadaan? Kadang, kita
mengerti bagaimana rasanya tidak bisa mencintai orang yang mencintai kita, tapi
kenapa kita tidak terima ketika orang yang kita cintai, tidak mencintai kita?
Kita kadang terjebak dalam keinginan dan mengesampingkan
kebutuhan. Sama seperti saat kita makan makanan enak yang tidak sehat, itu
adalah keinginan. Sedangkan tubuh kita lebih butuh makanan sehat yang mungkin
rasanya tidak seenak makanan yang kita inginkan.
Saat kita mampu membedakan dan memahami apa yang kita
butuhkan dan apa yang kita inginkan, maka kita akan menjadi lebih baik dalam
hal apa pun, termasuk cinta.
Cinta butuh lebih dari sekedar perasaan. Butuh penerimaan,
komunikasi, kepedulian, kasih sayang, komitmen, kesetiaan, dan memberi. Bukan
hanya menuntut dan berharap agar pasangan kita sesuai dengan yang kita
harapkan.
Jika kita terus ada dalam harapan, dan ketika kita tidak
mendapatkannya, maka kita akan merasakan kekecewaan yang amat sangat dalam.
Mungkin, kita juga tidak seperti apa yang pasangan kita
harapkan. Mungkin kita tidak sesempurna yang diinginkan pasangan kita.
Karena itu, penerimaan dan komitmen adalah hal yang penting
dalam sebuah hubungan. Jika kamu merasa, karena sebuah hubungan kamu jadi tidak
lagi bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan, coba lah untuk berkomunikasi
dan mulai membangun kesepakatan yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Begitu juga dengan komunikasi yang merupakan salah satu
faktor penting dalam sebuah hubungan. Komunikasi yang ada harus bersifat dua
arah, bukan satu arah yang lebih cenderung kepada ego masing-masing. Cari lah
titik temu. Kita tidak bisa hanya menerima dalam sebuah hubungan, kita juga
harus mau memberi. Jangan selalu minta untuk dimengerti tanpa kita mau mengerti
pasangan kita.
Dua orang, dua pemikiran yang berbeda. Jangan sampai
perbedaan menjadi jurang pemisah. Sejatinya, hubungan yang baik adalah hubungan
yang saling melengkapi. Bukan masalah siapa lebih butuh, bukan masalah bisa
mendapatkan yang lebih baik atau tidak, bukan masalah seberapa banyak yang dia
atau saya telah berikan. Cinta adalah masalah perjuangan, kepedulian,
komunikasi, toleransi, pengertian, kesetiaan dari kedua belah pihak.
Cinta juga bukan masalah seberapa lama kita kenal, seberapa
lama kita bersama, tapi bagaimana kita mencintai pasangan kita setiap hari. Banyak yang bahkan sudah menikah
puluhan tahun, tidak saling mengenal. Banyak juga yang menikah tanpa
mengutamakan cinta dan terjebak dalam pernikahan tidak bahagia.
Seorang wanita akan sangat berbahagia ketika dia mendapatkan
pasangan hidup yang menyayangi dan mencintainya, karena pria tersebut akan
melakukan apa saja untuk membahagiakan wanita yang dicintainya. Berjuang dan
fokus terhadap wanita tersebut.
Sedangkan seorang pria akan sangat berbahagia ketika dia
menemukan wanita yang dicintainya dan wanita tersebut mampu memotivasi dan mau berjuang
bersamanya.
Kesuksesan akan datang bersama dengan hubungan yang harmonis
dan baik. Jika seorang pria dan wanita bisa sama-sama fokus dan mencintai pasangannya,
komitmen, setia, mau mendengar dan memahami pasangannya, berjuang bersama-sama,
maka mereka bisa mendapatkan apa yang mereka cita-citakan bersama.
Walau terlihat simple dan sederhana, hubungan yang baik
sangat sulit didapatkan. Mendapatkan orang yang kita cintai dan mencintai kita
serta mau berjuang bersama-sama, bukan hal yang mudah. Banyak dari kita yang
hanya menginginkan hasil akhir yang baik tanpa mau melalui proses-proses yang
menyakitkan.
Sayangnya, dalam hidup, dalam berbagai hal, tidak ada hal
yang instan, semua butuh proses, waktu, kesabaran, perjuangan. Proses lah yang
mendewasakan, membentuk, dan menguatkan sebuah hubungan.
Hubungan yang kuat tidak terbentuk dalam satu malam. Butuh
proses jatuh bangun dan terkadang, terpaan badai. Namun percaya lah, saat kita
mampu melewati badai, maka kita akan segera melihat mentari yang bersinar
dengan bias pelangi yang indah.
Ingat lah, kita terbentuk dari berbagai hal. Keluarga,
pendidikan, pengalaman, ketakutan, lingkungan sekitar, pekerjaan, dan
sebagainya. Semua orang pasti berbeda satu sama lain, sehingga pemikiran yang
ada pun akan berbeda. Ketika memandang segala sesuatu, coba lah pandang dari
sisi yang berlawanan.
Ingat juga bahwa orang yang benar-benar sayang dan cinta
pada kita akan tetap menyayangi dan cinta pada kita walau pun kita tidak sesuai
dengan yang mereka harapkan atau inginkan.
Kita tidak pernah bisa mengubah orang lain, tapi kita selalu
bisa mengubah diri kita sendiri. Kebahagiaan sejati datang dari pikiran dan
hati yang tenang.
Penulis : Hong
Kosan
Email : akaryukiseki@gmail.com
Note :
Silakan copy paste, namun tetap santun dengan mencantumkan nama dan email
penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar